Situasi yang sulit seringkali kita sikapi dengan cara yang sudah kita mengerti dan pelajari di masa lampau. Tak jarang, kita masih meraba untuk menentukan langkah yang tepat. Permasalahan tersebut nantinya akan menempa kita menjadi pribadi yang tangguh - namun itu terkadang fana.
Kesadaran bahwa kita membutuhkan bantuan orang terdekat justru kita abaikan, hanya demi membuktikan bahwa kita mampu. Padahal, di lubuk yang terdalam, kita berharap mereka mengerti. Aneh memang. Emosi manusia yang kompleks memungkinkan hal itu hadir, untuk memantik kegusaran dalam diri. Pertanyaannya: kapan kita bisa keluar dari situasi yang tidak menyenangkan ini?
‘Spirit Lifter Ambulance’ adalah cara kami menerjemahkan perasaan dan situasi yang kompleks tersebut. Layaknya ambulans yang menyalakan sirene untuk mendatangi tujuan, kita hanya bisa berharap para pengemudi membantu mengarahkan pengemudi lain untuk membukakan jalan di tengah riuh dan kekacauan jalanan. Melalui lagu ini, kami berharap bisa membawa teman-teman ke dalam ruang pemahaman tersebut. Terutama saat emosi kompleks menerjang tanpa ampun.
lyrics
Oh, we're useless after all
Spirit Lifter Ambulance
Spew a little blood
Mend a little wound
Two bigger lungs
We'll carry on
Won't bother only from the tongue
Cortex going on a vice
Stride a little further
Fields are way too vast
We'll never win
Still carry on
Such beautiful miseries
Crushed by the giants footsteps
Like inhaling the sulfurs of Ijen
Yellow lantern guides us
Through the blackest nights
With nothing to hold
And nothing to prove
We'll never be foolproof
We'll carry on
Oh blessed are those who fear
With trembling jaw, be singing
credits
from Tanpa Suara EP,
released October 28, 2022
Seluruh lagu ditulis, dikomposisi, diaransemen dan direkam oleh Jemala
Lirik oleh Riady
Gitar akustik, Piano (Under the Shadow of Sundial and Nanar - Semoga Kau Menemukan Jalanmu), Drum Programming (Spirit Lifter Ambulance), Synth dan Vokal oleh Riady
Gitar klasik, Piano (Ini Aku, Perkara and Under the Shadow of Sundial), Drum Programming (Under the Shadow of Sundial), Gitar Elektrik, Gitar Slide, Bass dan Synth oleh Theo Cahya
Seluruh instrumen dan vokal direkam di Studio Kamar Jemala
Mixing dan Mastering oleh Riady
Foto, Gambar Sampul dan perancang grafis oleh: Jemala
Jemala is a Jakarta, Indonesia based music project initiated by Anak Utara (Riady's music moniker) and Theo Cahya. Jemala
means 'head' in bahasa Indonesia. The idea behind the name stems from a simple wish: A wish to document and translate all of the musical ideas constructed inside their heads, into something that hopefully be able to please other people's head too....more
The latest LP from Brigid Mae Power is gorgeous and ghostly, setting Power’s voice against soft brushes of guitar, piano, & shuffling drums. Bandcamp New & Notable Feb 17, 2018
The Australian folk-pop singer tackles deconstruction, her Christian childhood, and sexuality on her infectious sophomore album. Bandcamp New & Notable Oct 14, 2023
On this debut by Maple Glider, a moniker of singer Tori Zietsch, acoustic guitar and piano chords back vignette-like songs. Bandcamp New & Notable Jun 25, 2021